Tuesday 4 September 2012

CopyPaste #1




Suatu pagi, seorang lelaki pergi memburu mencari rezeki yang halal. Namun, sudah hampir 

malam, ia belum mendapatkan satu pun binatang buruan. la lalu berdoa sepenuh hati, "Ya 

Allah, anak-anakku menunggu dengan kelaparan di rumah, berilah aku seekor binatang 

buruan."



Tidak lama setelah berdoa, Allah memberikannya rezeki: jala yang dibawa pemburu itu 

mengenai seekor ikan yang sangat besar. la pun bersyukur kepada Allah 

dan pulang ke rumah dengan penuh bahagia dan gembira



Di tengah perjalanan pulang, ia bertemu dengan kelompok raja yang hendak berburu juga. 

Raja hairan dan ta'jub luar biasa begitu melihat ikan sebegitu besar yang dibawa pemburu 

itu. Lalu, ia menyuruh pengawal untuk mengambil ikan itu secara paksa dari tangan sang 

Pemburu.



Dibawanya ikan itu pulang dengan bahagia. Ketika sampai di istana, ia keluarkan ikan itu 

sambil ketawa ria, tiba-tiba, ikan itu mengigit jarinya dan mengakibatkan badannya jadi 

panas dingin sehinggakan malam itu Raja tidak dapat tidur.



Dikumpulkan seluruh doktor untuk mengubati sakitnya. Semua doktor menyarankan agar 

jarinya itu dipotong untuk mengelakkan tersebarnya racun ke anggota badan lainnya. Raja 

pun bersetuju nasihat mereka. Namun, setelah jarinya dipotong, ia tetap tidak dapat rehat 

karena racun itu semakin menular ke bahagian tangannya.



Para doktor pun menyarankan agar pergelangan tangan raja dipotong dan Raja pun 

m
enyetujuinya. Namun, setelah pergelangan tangannya dipotong, Raja masih lagi tidak 

dapat memejamkan matanya, bahkan rasa sakitnya makin bertambah. la berteriak dan 

menangis dengan keras kerana racun itu telah merasuk dan menyebar ke anggota tubuh 

lainnya.



Seluruh doktor akhirnya menyarankan agar tangan Raja sampai siku dipotong, Raja pun 

menyetujuinya. Setelah lengannya dipotong, sakit jasmaninya kini telah hilang, tetapi diri 

dan jiwanya tetap belum tenang. Semua doktor akhirnya menyarankan, agar Raja dibawa 

ke seorang doktor jiwa (ahli hikmah).



Dibawalah sang Raja menemui seorang doktor jiwa dan diceritakan seluruh kejadian 

mengenai ikan yang dirampas dari pemburu itu.



Mendengar itu, ahli hikmah berkata, "Jiwa Tuan tetap tidak akan tenang selamanya 

sehinggalah pemburu itu memaafkan dosa dan kesalahan yang telah Tuan lakukan."



Dicarinya pemburu itu dan setelah didapatkan, Raja menceritakan kejadian yang dialaminya 

dan Raja memohon agar si Pemburu itu memaafkan semua kesalahannya. Si Pemburu pun 

memaafkannya.



Sang Raja sangat ingin mengetahui apa yang dikatakan si Pemburu ketika Raja merampas 

ikannya dahulu. la bertanya, "Wahai pemburu, apa yang kau katakan ketika panglimaku 

merampas ikanmu itu?"



Pemburu itu menjawab, "Tidak ada lain kecuali aku hanya mengatakan, 'Ya Allah, 

sesungguhnya dia telah menampakkan kekuatannya kepadaku, perlihatkanlah kekuatanMu 

kepadanya!"'



Moral:


Sungguh, doa orang teraniaya sangat mustajab maka berhati-hatilah dalam bertindak.

Jika ada yang mengancammu dengan kebinasaan, balas kembali ancamannya dengan 

nasihat dan doa. (Ja'far Ash Shadiq)


Bersumberkan sini

0 comments:

Post a Comment